Jakarta - Pemerintah, khusunya Departemen Luar Negeri diminta lebih aktif melakukan politik di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Saat ini, para diplomat RI terkesan melakukan hal yang signifikan untuk melakukan lobi dalam membantu penyelesaian konflik di Israel-Palestina.
Bila Dewan Keamanan (DK) PBB gagal menerapkan gencatan senjata dan perundingan
damai, maka itu juga merupakan kegagalan diplomatik Indonesia di PBB.
"Marty Natalegawa sebagai perwakilan Indonesia di PBB harus lebih giat dan serius dalam memainkan peran politik luar negeri bebas dan aktif," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Nasional Partai Karya Perjuangan (Pakar Pangan) Jackson Kumaat kepada wartawan di Jakarta, Jumat (9/1/2009).
Hal ini dikatakan Jackson, seusai mengirimkan surat rekomendasi dan solusi penyelesaian konflik Israel-Palestina kepada Menlu Hasan Wirajuda. Sebab, selama ini belum ada perkembangan yang signifikan, khususnya kinerja para diplomat Indonesia di PBB.
"Meski saat ini Indonesia bukan lagi anggota tidak tetap DK PBB, namun desakan penghentian agresi militer Israel bisa dilakukan melalui anggota tidak tetap DK PBB saat ini," jelasnya.
Seperti diketahui, dalam Sidang Umum PBB yang berlangsung 17 Oktober 2008 lalu,
Jepang terpilih menjadi anggota tidak tetap menggantikan Indonesia. Selain Jepang, anggota lainnya adalah Austria, Turki, Uganda, Meksiko, Burkina Faso, Costa Rica, Kroasia, Libia dan Vietnam.
Sementara DK PBB sendiri saat ini memiliki memiliki 15 negara anggota, 5 negara di antaranya merupakan anggota tetap dan memiliki hak veto, yaitu AS, Inggris, Prancis, Rusia dan Cina. Oleh sebab itu, lanjut Jackson, Deplu bisa mengerahkan tim diplomatnya untuk menekan anggota tetap dan anggota tidak tetap DK PBB.
"Di sinilah dibutuhkan peran penting seorang diplomat. Jadi mereka harus
membantu peran Pak Marty Natalegawa di PBB dan Pak Hassan Wirajuda di Jakarta,"
ungkapnya lagi.
Selain itu, Jackson juga berharap, Presiden SBY bisa berkomunikasi aktif dengan Presiden AS terpilih Barrack Obama. Presiden SBY harus berani menanyakan tentang kebijakan yang sudah dilakukan AS dalam mengatasi agresi militer Israel yang menimbulkan korban jiwa.
"Saya heran, kenapa sejak agresi Israel atas Palestina akhir tahun lalu, justru presiden terpilih Barack Obama menjadi hemat bicara kepada pers. Nah, Pak Yudhoyono perlu bertanya dan memberikan solusi alternatif, menjelang acara pelantikan Obama akhir bulan ini," imbuhnya.
(zal/ken)
Sampaikan Kebenaran Untuk Keadilan Dan Perdamaian Kita Menyuarakan Karena Fakta Dan Kebenaran Untuk Membuktikan Keprihatinannya
WELCOME TO WEB FGPBP
Mungkin anda berfikir, akulah manusia yang paling tidak beruntung dan bodoh, karena kecintaan ku terhadap negeri ku lebih besar dari yang kau dapat dari ku...tapi satu hal yang kau tahu, bahwa aku berjalan bersama suatu kebenaran yang dunia telah menolaknya...sebab yang ku tahu...kebenar itu akan memerdekakan aku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar