WELCOME TO WEB FGPBP

Mungkin anda berfikir, akulah manusia yang paling tidak beruntung dan bodoh, karena kecintaan ku terhadap negeri ku lebih besar dari yang kau dapat dari ku...tapi satu hal yang kau tahu, bahwa aku berjalan bersama suatu kebenaran yang dunia telah menolaknya...sebab yang ku tahu...kebenar itu akan memerdekakan aku.

24 Mei 2009

Di Mamberamo, Brimob - OPM Baku Tebak


JAYAPURA-Upaya Polda Papua mengirimkan 1 SSK Pasukan Brimob terkait dikuasainya lapangan terbang (lapter) Kapeso di Kabupaten Mamberamo Raya beberapa hari lalu, sempat terkendala. Bahkan, pasukan Brimob yang ditugaskan untuk mengamankan lapter Kapeso tersebut sempat diserang oleh OPM dalam perjalanan melalui sungai diantara Kampung Subu dan Kampung Kosata, Mamberamo Raya, Sabtu (23/5) pukul 06.00 WIT akhir pekan kemarin.
"Sabtu pagi, pasukan dari Brimob Polda Papua yang dari Subu mau menuju ke Kosata dalam perjalanan melalui sungai tersebut dicegat oleh sekelompok masyarakat. Mereka menyerang pasukan Brimob yang menuju ke Kosata," ungkap Kapolda Papua Irjen Pol Drs FX Bagus Ekodanto didampingi Plh Kabid Humas AKBP Nurhabri dalam jumpa pers Sabtu malam di Mapolda Papua.
Hanya saja, kata Kapolda, pasukan Brimob membalas dengan tembakan kepada para penyerang tersebut sehingga mereka melarikan diri masuk ke hutan.
Pasca penyerangan tersebut, pasukan Brimob langsung melakukan penyisiran tempat mereka disanggong OPM tersebut dan di TKP mereka menemukan barang bukti diantaranya ada 3 busur, 17 anak panah, 3 senter, 3 per untuk senpi rakitan, 2 tali busur, 3 foto dan 5 tas pakaian.
Kelima tas pakaian tersebut, setelah diperiksa terdapat 3 kunci busi, 1 alkitab, 1 buku nyanyian rohani, 3 buku tulis, 2 bolpoin dan KTA TPN/OPM atas nama HM yang disebutkan sebagai Penembak 04 yang dibuatkan 1 Juli 2005.
"Kartu tanda anggota ini dibuatkan oleh Panglima TPN/OPM atasnama Richard Joweni," ungkap Kapolda.
Dalam penyerangan terhadap anggota Brimob yang akan dikirim ke Lapter Kapeso tersebut, diakui Kapolda Bagus Ekodanto tidak ada korban di pihak Brimob, namun ia belum mengetahui apakah di pihak penyerang ada korban.
Terkait masih dikuasainya lapter Kapeso, Mamberamo Raya tersebut, Kapolda tetap masih mengedepankan pendekatan persuasif terlebih dahulu bersama tokoh masyarakat, adat, agama dan pemda setempat sambil melihat perkembangan.
Namun yang jelas, tegas Kapolda, pihaknya akan segera memulihkan aktivitas masyarakat di Kapeso tersebut seperti sehari-hari biasanya dan semua kegiatan masyarakat berjalan dengan baik.
"Kami ingin segera pulihkan aktifitas masyarakat di Kapeso dari kelompok yang tidak bertanggungjawab dan mengintimidasi masyarakat tersebut, apalagi sebagian besar masyarakat sudah meninggalkan kampung tersebut," tegasnya.
Kapolda mengatakan terkait dengan penguasaan Lapter Kapeso tersebut dan masih adanya pengibaran bendera bintang kejora disana, negosiasi pertama telah dilakukan oleh tokoh agama dengan Dicky Imbiri, pimpinan kelompok tersebut.
Di samping itu, lanjut Kapolda, ada informasi bahwa ibu Nela Yenseren mengajarkan tentang agama yang menafsirkan mimpi dari ibu-ibu warga Kapeso bahwa ada yang mimpi tentang orang tua yang membawa dan mengibarkan bendera di Kapeso yang dijabarkan dengan adanya pengibaran bendera Bintang Kejora di Lapter Kapeso.
Dan, adanya mimpi kuda putih yang diterjemahkan bahwa tidak boleh ada masyarakat yang meninggalkan Kapeso dan mimpi-mimpi tersebut disebarluaskan oleh ibu Nela Yenseren kepada warga setempat di Kapeso. "Ini suatu penafsiran yang menyimpang, namun inilah kenyataan yang terjadi," jelasnya.
Kemudian, jelas Kapolda, negosiasi yang dilakukan oleh tokoh agama dengan Dicky Imbiri diatas perahu, namun, Dicky Imbiri menyatakan tidak akan meninggalkan Kapeso. Ia juga meminta agar tidak ada hubungan antara Nela Yenseren dengan aktivitas kelompok yang dipimpinnya tersebut, serta ia meminta tidak ada urusan dengan masyarakat adat atau lembaga masyarakat adat sehingga minta agar LMA tidak usah berbicara masyarakat Kapeso.
"Memang belum ada titik temu dalam negosiasi yang pertama, sehingga akan dilakukan negosiasi dengan Bupati Mamberamo Raya dan tokoh-tokoh adat dan agama untuk melakukan negosiasi lagi dengan kelompok Dicky Imbiri, Cosmas Makabori," imbuh Kapolda. (bat)

Rumah Dinas Bupati Puncakjaya Ditembak

Pelaku Diduga dari TPN/OPM, 1 Anggota Polisi Terkena Serpihan Peluru

JAYAPURA - Rumah Dinas Bupati Puncak Jaya, Lukas Enembe S.Ip, di Kota Baru, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Sabtu (23/5) malam sekitar pukul 20.00 WIT dilaporkan ditembaki oleh orang tidak dikenal.
Akibat penembakan tersebut, salah seorang anggota polisi yang menjaga rumah dinas Bupati Puncak Jaya tersebut dilaporkan terkena serpihan peluru di bagian tangan kanannya.
Setelah melakukan penembakan tersebut, pelaku langsung melarikan diri ke arah kegelapan malam di atas Gunung Abea yang terletak tidak jauh dari Kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Drs FX Bagus Ekodanto melalui Plh Kabid Humas AKBP Nurhabri saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos membenarkan adanya penembakan rumah dinas Bupati Puncak Jaya tersebut.
"Memang telah terjadi penembakan sebanyak 3 kali dari arah jalan atas rumah Dinas Bupati Puncak Jaya," kata Nurhabri.
Selain menembaki rumah dinas Bupati Puncak Jaya, jelas Nurhabri, pelaku juga melakukan penembakan sebanyak 2 kali ke arah Pos Jaga Kediaman Bupati Puncak Jaya tersebut.
Tembakan diperkirakan dilepaskan dari jarak yang cukup jauh dan mengenai bagian belakang rumah, tepatnya kamar mandi Rumah Dinas Bupati tersebut. Tembakan itu yang tembus ke bagian depan rumah dan mengenai aspal kemudian memantul. Di samping itu, serpihan peluru berhasil melukai tangan kanan salah seorang anggota jaga.
Plh Kabid Humas Nurhabri mengatakan, pasca penembakan rumah dinas Bupati Puncak Jaya tersebut, anggota Polres Puncak Jaya langsung menuju ke TKP untuk melakukan olah TKP. "Kami juga berupaya melakukan pengejaran terhadap pelaku. Mereka melakukan aksi penembakan dan langsung kabur ke arah gunung," ujarnya.
Siapa pelaku penembakan tersebut? Nurhabri memperkirakan bahwa pelakunya berasal dari kelompok TPN/OPM pimpinan Goliat Tabuni. "Kami menduga dari kelompok TPN/OPM, apalagi mereka kini telah memiliki senjata api," tandasnya.
Sementara itu, Kapolres Puncak Jaya, AKBP. Chris Rihulay saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya membenarkan peristiwa penembakan itu. Dikatakan, penembakan tersebut datang dari arah jalan belakang rumdis Bupati Puncak Jaya tepatnya dari arah kediaman Kepala Distrik Mewoluk, Aneb Murib. Tembakan dilakukan sebanyak 3 kali.
Penembakan pertama dan kedua, jelas Kapolres diarahkan ke pos penjagaan Rumdis Bupati Puncak Jaya yang saat itu dijaga oleh 2 orang petugas dari Polres Puncak Jaya atas nama Briptu Alfredo Dansidan dan Bripda Wellem Faidiban.
Saat itu, kedua aparat yang bertugas jaga sedang asik menonton televisi namun tiba-tiba ada suara tembakan yang diarahkan ke pos penjagaan Rumdis Bupati Puncak Jaya. Tembakan tersebut untungnya tidak mengenai anggota jaga, namun tembakan yang diarahkan memantul ke aspal dan tembus ke bagian belakang kamar mandi pos penjagaan sehingga serpihan peluru sempat mengenai Briptu Alfredo Dansidan dibagian tangan kanan.
" Langkah yang kami ambil saat itu adalah mendatangi TKP kemudian mengamankan Rumdis Bupati Puncak Jaya, setelah itu anggota yang terkena serpihan peluru langsung dilarikan ke RSUD Mulia guna pemeriksaan lebih lanjut,"ungkapnya.
Sedangkan tembakan ketiga, diarahkan tepat ke pintu belakang rumdis Bupati Puncak Jaya dengan jarak sekitar 50 meter namun untungnya saat itu Bupati Puncak Jaya, Lukas Enembe, S.Ip tidak berada di rumah dinas sehingga tidak ada korban jiwa.
Sampai berita ini ditulis tadi malam, situasi kamtibmas di wilayah Kota Mulia aman dan kondusif, bahkan anggota Polres Puncak Jaya dibantu anggota Brimobda Polda Papua BKO Polres Puncak Jaya melakukan patroli.
Untuk diketahui, kasus penembakan terakhir yang dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata yang disinyalir dari TPN/OPM di Kabupaten Puncak Jaya dan memakan korban terjadi di Tingginambut bulan lalu. Diawali penghadangan oleh sekelompok sipil bersenjata terhadap 7 mobil Strada yang melintas di Kampung Wandegobak, Distrik Mulia yang mengangkut bahan makanan (bama) dari Wamena menuju Mulia sehingga mengakibatkan 1 orang anggota Koramil 1706/Ilu mengalami luka tembak. (bat/nal)