WELCOME TO WEB FGPBP

Mungkin anda berfikir, akulah manusia yang paling tidak beruntung dan bodoh, karena kecintaan ku terhadap negeri ku lebih besar dari yang kau dapat dari ku...tapi satu hal yang kau tahu, bahwa aku berjalan bersama suatu kebenaran yang dunia telah menolaknya...sebab yang ku tahu...kebenar itu akan memerdekakan aku.

22 Des 2009

DAP Deadline Freeport Tutup Februari 2010

http://www.bintangpapua.com/index.php?option=com_content&view=article&id=4221:aktual&catid=25:headline&Itemid=96

 Akhirnya, Jenazah Kelly Kwalik Dimakamkan 

JAYAPURA–Setelah sempat tertunda beberapa saat, akhirnya Panglima Tertinggi TPN/OPM (Alm) ‘Jenderal’ Umeki Kelly Kwalik (60), dimakamkan di Timika Indah Papua, Selasa (22/12) sekitar pukul 14.00 WP.
 Dari informasi yang diperoleh Bintang Papua, upacara pemakaman Kelly Kwalik yang dipimpin Ketua Umum Dewan Adat Papua (DAP) Forkorus Yaboisembut S.Pd. Meski sempat tertunda beberapa saat, namun prosesi pemakaman dapat dilakukan.
Forkorus yang tampil di lapangan pemakaman Timika Indah, dalam sambutannya menegaskan, penembakan Jend. Umeki Kelly Kwalik dilatarbelakangi kepentingan konflik kekerasan yang tidak dapat dipisahkan dari propaganda Negara Indonesia berkolaborasi dengan negara-negara kapitalis berwatak imperium.
 PT. Freeport sebagai penyandang dana, lanjut Forkorus, dan pendukung fasilitas dalam rencana pembunuhan anak adat karena PT. Freeport Indonesia yang punya kepentingan dalam pembunuhan tersebut, demi pengamanan Investasi penambangan emas di Nemangkawi. Karena itu DAP minta Freeport ditutup. “Batas waktu bulan Januari–Februari 2010, PT. Freeport harus ditutup, karena pembunuhan tersebut tidak lepas dari kepentingan Freeport, dan tuduhan kriminal, otak Gerakan Pengacau Keamanan atau Separatis di Papua oleh Negara Indonesia terhadap almarhum tidak dapat dibuktikan secara obyektif dan akurat,” tegas Fokorus lewat pidatonya yang diterima Bintang Papua.
  Ondoafi Duiguena ini mengatakan, Perjuangan Almarhum Kelly Kwalik adalah menegakkan dan membela hak-hak kedaulatan bangsa dan hak-hak asasi bangsa Papua di atas tanah Papua melalui cara bergerilya, bukan merusak suatu bangsa atau Negara manapun di dunia, termasuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  Walaupun Jend Umeki Kelly Kwalik telah dibunuh tidak manusiawi, ungkapnya, namun semangat juangnya tidak pernah akan dibunuh dan mati, tetap akan hidup terus dalam semangat juang bangsa Papua dari generasi ke generasi.
 “Sejarah dunia mencatat bahwa ideologi perjuangan suatu bangsa tidak pernah mati dibunuh oleh senjata apapun. Begitu pula ideologi dan cita-cita bangsa Papua akan terus berkobar,” terangnya.
 Jalan Kekerasan, kata Forkorus, tidak pernah berhasil menyelesaikan konflik di Papua, justru malah menambah pertumpahan darah sehingga kita harus berjuang secara bermartabat berdasarkan mekanisme formal.
 “Bangsa Papua, Rumpun Melanesia, Ras Negroid di Pasifik, tidak akan menjamin masa depan hidup melalui sistem hukum dan atau Administrasi Manajemen Pemerintah Indonesia yang berlaku di seluruh tanah Papua,” ungkapnya.
 Selain itu juga DAP meminta kepada pemerintah Indonesia untuk segera mengungkapkan kesimpangsiuran pelaku teror dan penembakan di areal PT freeprt termasuk penembakan warga berkebangsaan Australia Mr. Drew Nicholas Grant.
“Sampai hari ini belum terungkap pelakunya,” tanya Forkorus.
 Dikatakan, perjuangan bangsa Papua bukan merusak negara manapun di dunia ini, termasuk tidak berniat merusak negara Indonesia. Oleh karena itu, setiap bangsa dan negara di dunia harus menghargai hak-hak azasi dan hak Politik bangsa Papua dan mewujudkannya penuh pada tahun 2010.
“Segera melakukan rekonsiliasi dan konsolidasi antar komponen berazaskan demokrasi dan berjalan dalam koordinasi dan sinkronisasi secara sinergi antara pimpinan komponen perjuangan bangsa Papua,” ajaknya.

Jenazah Ditutup Bintang Kejora
 Jenazah Panglima Tertinggi TPN/OPM Kelly Kwalik dimakamkan di Jalan Perempatan Lapangan Timika Indah, Timika ibukota Kabupaten Mimika, Selasa (22/12) sekitar pukul 14.15 WIT.  Jenazah Kelly yang ditutup Bendera Bintang Kejora diusung sejumlah kerabat  dan dibawa menggunakan mobil ambulance diiringi arak- arakan ratusan warga masyarakat dari Halaman Kantor DPRD Kabupaten Mimika, tempat jenazah disemayankan sejak Jumat (18/12). Arak- arakan jenazah Kelly Kwalik dikawal aparat bersenjata lengkap.   
 Tak ketinggalan juga kalangan anggota DPRD Kabupaten Mimika, Muspida dan Muspida Plus Kabupaten Mimika, perwakilan  masyarakat 7 suku di Mimika,  perwakilan PT Freeport Indonesia, tokoh masyarakat, tokoh perempuan serta warga masyarakat, ikut dalam arak-arakan tersebut.
 Peti jenazah Kelly Kwalik diarak keluar dari Halaman Kantor DPRD Kabupaten Mimika menuju Jalan Cenderawasih  dan Jalan Budi Utomo, berakhir di Perempatan Lapangan Timika Indah untuk dikebumikan. 
  Sebelumnya, Senin (21/12) sekitar pukul 10.00 WIT di Halaman Kantot DPRD Kabupaten Mimika  telah dilakukan  misa requem yang dipimpin  Uskup Timika Mgr John Saklif OFM
  Hans Magal, Kondinator Pemakaman Kelly Kwalik mengatakan, penundaan pemakaman bukan lantaran munculnya aksi protes dari Mama Yosepha Alomang, tapi lantaran makam Kelly Kwalik tengah dicor beton oleh petugas pemakaman.
  “Kami minta maaf karena jenazah Kelly Kwalik mestinya dimakamkan Senin (21/12) sekitar pukul 14.00 WIT tapi diundur karena cor  makam masih basah,” ujar Hans Magal.
 Usai pemakaman, massa bergerak menuju ke Halaman Kantor DPRD Kabupaten Mimika untuk melakukan serangkaian orasi yang intinya mengecam tindakan aparat yang telah menembak mati Kelly Kwalik. Hingga berita ini diturunkan massa masih melakukan orasi di Halaman Kantor DPRD Kabupaten Mimika.
  Aparat keamanan bersiaga dan memblokir  jalan di depan Kanntor DPRD Kabupaten Mimika.  Sebagaimana diwartakan, jenazah Kelly Kwalik diserahkan pihak Polda Papua yang diwakili  Direktur Reskrim Polda Papua Komisaris Besar Polisi Drs Petrus Waine, SH M.hum kepada perwakilan keluarga Kelly Kwalik atas nama Karel Gwijangge yang juga adalah anggota DPRD Mimika, Jumat (18/12) petang.  
  Kelly Kwalik ditangkap tim gabungan dari Densus 88 dan Satgas Amole di sebuah rumah di Jalan Freeport Lama, Kampung Gorong Gorong, Keluarahan Koprapoka, Distrik Mimika Baru, Timika, Rabu (16/12) sekitar pukul 03.00 WIT. Saat ditangkap Kelly Kwalik berusaha melarikan diri dan menodongkan senjata api. Aparat hendak melumpuhkan Kelly Kwalik dengan melakukan tembakan mengenai pembulih darah di bagian paha akhirnya Kelly Kwalik dilarikan ke Klinik Kuala Kencana. Namun demikian, beberapa saat kemudian Kelly Kwalik meninggal dunia.(hen/mdc)
http://www.bintangpapua.com/index.php?option=com_content&view=article&id=4221:aktual&catid=25:headline&Itemid=96

21 Des 2009

Uskup Timika Akan Pimpin Misa Requiem Kelly Kwalik

KOMPAS/ICHWAN SUSANTO
Aparat kepolisian menurunkan peti berisi jenazah yang diduga kuat Kelly Kwalik, Panglima Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (OPM) Wilayah Timika di Rumah Sakit Polda Papua Bhayangkara, Rabu (16/12/2009) di Jayapura, Papua. Kelly tertembak aparat Brimob dalam sebuah penggerebekan di daerah Gorong-gorong Timika, Kabupaten Mimika, Papua. Ia dibawa ke RS Bhayangkara untuk diidentifikasi lebih lanjut.
Artikel Terkait:

* Warga Masih Tunggui Jenazah Kelly
* Penembakan Kelly Kwalik Pengaruhi Citra
* Kapolda Tak Izinkan Bintang Kejora Dikibarkan dalam Pemakaman Kelly Kwalik
* Jangan Kaitkan Penembakan Di Perbatasan dengan Kematian Kelly Kwalik
* Massa Kelly Kwalik Sempat Perang Batu

Senin, 21 Desember 2009 | 07:52 WIB

TIMIKA, KOMPAS.com — Uskup Timika, Msg John Philips Saklil Pr, direncanakan akan memimpin Misa Requiem jenazah Kelly Kwalik. Rencananya Misa Requiem akan dilaksanakan di Kantor DPRD Mimika di Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, Senin (21/12/2009).

Jenazah tokoh Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka itu dimakamkan di sebuah tanah kosong di Timika Indah, Kelurahan Kwamki Baru. Direktur Sekretariat Keadilan untuk Perdamaian Keuskupan Timika Fr Saul Wanimbo menjelaskan, karena Kelly Kwalik beragama Katolik, prosesi ibadah pemakaman akan dilakukan dalam agama Katolik.

"Misa Requiem akan dipimpin Uskup Timika. Beliau sudah menyampaikan kesediaan beliau memimpin ibadah pemakaman, tetapi kami masih menunggu kepastian kapan ibadah akan dilaksanakan," kata Saul.

Panitia pemakamann Kelly Kwalik merencanakan, jenazah tokoh Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka itu dimakamkan di sebuah tanah kosong di Timika Indah, Kelurahan Kwamki Baru, Distrik Mimika Baru. Hal itu disampaikan salah satu pemuka agama setempat, Pendeta Monsate.

"Kemungkinan jenazah akan dimakamkan di tanah lapang di dekat Gereja Kingmi di pertigaan Jalan Budi Utomo dan Jalan Belibis. Namun, penggalian liang lahat belum bisa dilakukan karena pelayat masih memperdebatkan apakah peti jenazah dibuka setelah ibadah atau sebelum ibadah," kata Monsate.

Para pelayat menuntut peti jenazah Kelly Kwalik dibuka agar para pelayat bisa memberikan penghormatan terakhir kepada Kelly. "Kondisi jenazah masih memungkin, jadi kami akan membuka peti untuk memberikan kesempatan kepada pelayat untuk memberikan penghormatan terakhir. Namun, kami dari pihak gereja menginginkan peti dibuka setelah ibadah pemakaman dulu," kata Monsate.

WNI Korban Penembakan di Perbatasan Papua Niugini Membaik


Senin, 21 Desember 2009 | 10:43 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Ichwan Susanto

JAYAPURA, KOMPAS.com — Kondisi Fadli Sagaf, warga Jayapura, Papua, korban penembakan di perbatasan Papua-Papua Niugini, Senin (21/12/2009), berangsur-angsur membaik. Namun, hingga kini, tim medis di Rumah Sakit TNI Marthen Indey, Jayapura, belum mengambil proyektil peluru di tubuh korban.
"Saya sudah bicara dengan dokter yang merawat korban, kondisi korban sudah bagus, sudah bicara," ujar Letnan Kolonel (Inf) Susilo, Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih di Jayapura.
Dijelaskannya, pada Sabtu malam, Fadli tertembak di bagian punggung tembus ke dada kanan. Untungnya, peluru tidak mengenai organ-organ penting di tubuhnya. Menurut Susilo, berdasarkan analisis sementara dan laporan petugas dari lapangan, saat penembakan, Fadli Sagaf dan Abdul Muksin (korban tewas) sedang berada di luar mobilnya, Toyota Innova (DS 1640 JL).
Diduga, saat itu, mereka sedang duduk-duduk dekat mobil yang diparkir di samping pagar zona netral atau masih di wilayah Indonesia. Tiba-tiba, beberapa orang mendatangi mereka dari balik pagar zona netral. Salah seorang di antaranya menodongkan senjata genggam (jenis revolver) ke arah Muksin. Peluru menembus dari leher hingga ke pinggang.
Melihat rekannya bersimbah darah, Fadli mencoba menyelamatkan diri dengan berlari ke arah zona netral menuju pos Papua Niugini. Namun, pelaku berhasil menembaknya di punggung. Pelaku kemudian melarikan diri dengan melompat pagar menuju hutan.
Korban Fadli dibawa petugas di pos Papua Niugini yang hanya berjarak 100 meter dari lokasi kejadian. "Kejadian sangat cepat sehingga petugas di PNG ataupun yang berada di pos kita tak dapat mengejar pelaku," ujar Susilo.
Sementara itu, ihwal aparat TNI yang berada di pos perbatasan, ia mengatakan, lokasinya terlalu jauh dari lokasi kejadian (500 meter) dan harus melewati pos polisi dan imigrasi. Ini membuat aparat terlambat mencapai lokasi. Susilo pun mengatakan, saat kejadian gerbang perbatasan ditutup, esok harinya dibuka kembali. Hari ini, gerbang telah dibuka normal.

Uskup Timika: Kelly Kwalik Orang Besar


Aparat kepolisian menurunkan peti berisi jenazah yang diduga kuat Kelly Kwalik, Panglima Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (OPM) Wilayah Timika di Rumah Sakit Polda Papua Bhayangkara, Rabu (16/12/2009) di Jayapura, Papua. Kelly tertembak aparat Brimob dalam sebuah penggerebekan di daerah Gorong-gorong Timika, Kabupaten Mimika, Papua. Ia dibawa ke RS Bhayangkara untuk diidentifikasi lebih lanjut.
Senin, 21 Desember 2009 | 13:10 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Aryo Wisanggeni G

TIMIKA, KOMPAS.com - Uskup Timika, Mgr John Philip Saklil Pr memimpin Misa Requiem jenasah Kelly Kwalik di Kantor DPRD Mimika, Senin (21/12/2009). Dalam kotbahnya, Uskup mengajak semua orang memaafkan Kelly dan menghargainya sebagai sesosok manusia biasa. Uskup menyebut Kelly sebagai orang besar yang konsisten memperjuangkan idealismenya melawan penindasan, pembodohan, pemiskinan, dan penghancuran umat manusia.
"Hari ini kita melepaskan tokoh besar yang dengan caranya sendiri mempersembahkan hidup bagi tanah Papua. Kualitas hidup Kelly dibuktikan dengan kesetiaannya mempertahankan idealisme dan kecintaannya terhadap tanah Papua," kata Uskup.
Uskup menyatakan segala tindakan hidup Kelly bisa diinterprerasikan dari berbagai sudut pandang. "Akan tetapi Kelly membuktikan perjuangannya melawan ketidakadilan, penindasan, perampasan hak dengan dalih kepentingan bangsa, melawan pemiskinan dan penghancuran umat manusia," kata Uskup.
Uskup mengajak semua pihak, baik yang mencintai Kelly maupun mereka yang tidak menyukai Kelly untuk memaafkannya tindakan Kelly selama kehidupannya. "Maafkanlah jika ia pernah berbuat sesuatu yang baik karena disengaja ataupun tidak membuat orang lain menderita, membuat orang lain ketakutan, atau membuat orang lain tersakiti," kata Uskup.
Uskup juga mengajak semua jemaah misa mengutuk segala bentuk kekerasan, apa pun tujuan kekerasan itu. "Kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan berikut, pembunuhan hanya akan menghadirkan pembunuhan yang lain. Itu semua adalah tindakan yang menghancurkan ciptaan Tuhan. Kami juga mengajak semua pihak untuk terus melawan penindasan, pembodohan, pembiaran, penghancuran, dan pembiadaban," kata Uskup di akhir kotbahnya.
Misa Requiem yang diikuti sekitar 1.000 pelayat berlangsung aman dan tertib. Hingga pukul 15.00 WIT misa masih berlangsung, dan para pelayat melantunkan lagu rohani dalam bahasa Amungkal dan bahasa Indonesia.

Mama Yosepha: Kelly Kwalik Bukan Teroris

Senin, 21 Desember 2009 | 11:03 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Aryo Wisanggeni G

TIMIKA, KOMPAS.com — Tokoh pejuang HAM dan peraih penghargaan Yap Thiam Hien, Mama Yosepha Alomang, menyatakan, Kelly Kwalik bukan seorang teroris. Alomang menyatakan, Kelly Kwalik tidak pernah memprovokasi kekerasan yang selama ini terjadi di Papua.
Hal itu disampaikan Mama Yospeha Alomang ketika berorasi di hadapan para pelayat Kelly di Kantor DPRD Kabupaten Mimika. "Kelly Kwalik bukan teroris, Kelly Kwalik bukan penjahat. Kelly Kwalik bukan provokator," kata Mama Yosepha, sapaan keseharian Alomang.
Mama Yosepha sendiri dikenal sebagai pejuang HAM yang pernah disiksa dengan dikurung di dalam peti kemas oknum aparat keamanan di Papua.
Mama Yosepha menyatakan, pengalaman sejarah yang dialami orang asli Papua menunjukkan justru aparat keamanan yang ada di Papua yang acap kali memprovokasi terjadinya kekerasan di tanah Papua. "Mereka memprovokasi, pemerintah juga diprovokasi. Bukan Kelly Kwalik yang memprovokasi," kata Alomang.
Mama Yosepha Alomang juga mengecam penyergapan yang menewaskan Kelly Kwalik pada 16 Desember karena dinilai tidak adil. "Kelly Kwalik itu jenderal besar, tapi kamu tangkap dia di mana? Kamu tangkap di hutan kah? Kamu tangkap dia di laut kah? Kapolda harus bertanggung jawab dengan datang ke Timika dan menyerahkan jenazah Kelly Kwalik kepada saya. Sebab, saya adalah mamanya," kata Alomang yang berorasi 5 meter di depan peti jenazah Kelly itu.
Hingga pukul 12.30 WIT, jumlah pelayat masih terus bertambah dan jumlahnya sudah lebih dari 700 orang. Salah satu panitia pemakaman Kelly, Hans Magal, mengumumkan, Misa Requiem akan dimulai pukul 13.30. "Setelah Misa Requiem selesai, peti jenazah akan dibuka untuk memberikan kesempatan kepada semua orang memberikan penghormatan terakhir," kata Magal.