WELCOME TO WEB FGPBP

Mungkin anda berfikir, akulah manusia yang paling tidak beruntung dan bodoh, karena kecintaan ku terhadap negeri ku lebih besar dari yang kau dapat dari ku...tapi satu hal yang kau tahu, bahwa aku berjalan bersama suatu kebenaran yang dunia telah menolaknya...sebab yang ku tahu...kebenar itu akan memerdekakan aku.

30 Okt 2009

PRO-DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA

Dari HUT MRP KE 4

Dinilai Tak Berfungsi,  Pendemo Sempat Palang Uncen
JAYAPURA- Dua hari belakangan ini, Kota Jayapura dilanda demo. Menariknya, dua kali aksi demo mahasiswa itu, bukannya digelar di lembaga penyalur aspirasi rakyat, baik DPRD maupun DPRP, namun sasarannya justru di kampus-kampus, tempat perkuliahan.
Jika sebelumnya Rabu (29/10) unjuk rasa dilakukan di kampus USTJ (Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, maka Kamis kemarin di Universitas Cenderawasih (Uncen) Waena, Jayapura.
Sekitar 100 orang yang mengatasnamakan diri kelompok Pro-demokrasi Hak Asasi Manusia (HAM), dan Gabungan Mahasiswa Papua (GMP) melakukan unjuk rasa Kamis (29/10). Aksi itu dimulai sekitar pukul 09.00 WIT hingga 14.45 WIT, di dua titik yaitu, pintu masuk utama kampus II Uncen Waena dan depan Toko Citra (depan Polsekta) Abepura.
Akibat unjuk rasa tersebut, proses belajar mengajar pada 8 (delapan) fakultas Uncen atas terhambat. Ini karena sebagian mahasiswanya  yang tergabung dalam Gabungan Mahasiswa Papua ikut  melakukan unjuk rasa. Meski memalang kampus hampir dua jalam, namun massa tidak sampai beringas.
Untuk mengamankan aksi demo tersebut, pihak keamanan dari Brimob Polda Papua menurunkan 3 kompi pasukan huru-hara, dibantu anggota Samapta Polresta Jayapura 1 pleton.
Dalam orasinya para demonstran meminta kepada Pemerintah Republik Indonesia (RI) segera bubarkan kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) yang kemarin kebetulan merayakan HUT ke IV.  Mereka menilai MRP yang sudah berusia 4 tahun ini, sangat tidak jelas peranannya untuk menyuarakan aspirasi kepentingan masyarakat Papua.
Massa pengunjuk rasa juga, membawa sebuah buah spanduk yang bertuliskan” Bangsa Papua Desak Pembebasan Tapol/Napol Sebelum Dialog Internasional”.
Berdasarkan pantauan Wartawan Harian Bintang Papua (Binpa) di lapangan, massa setelah memblokir jalan pintu masuk kampus Uncen, koordinator aksi demo, Usman Yogobi, dibantu rekan-rekan lainnya melakukan orasi silih berganti.
Orasi ini dilakukan sambil menunggu teman-temannya datang bergabung menuju ke kantor MRP di Kotaraja. Namun keinginan para pengunjuk rasa mendatangi kantor MRP, dihalangi aparat keamanan.
Situasi sempat tegang antara para pendemo dengan aparat keamanan. Dan aparat kemanan mencoba mengurungi para pengunjuk rasa yang berjumlah 10 orang. Setelah dikurung aparat kemanan berhasil mengamankan spanduk dan megapon miliknya massa.
Sempat adut mulut antara kemanan dan massa. Bahkan adu mulut itu mulai  memanas, namun Kasat Samapta Polresta Jayapura AKP. Dominggus Rumaropen, S.Sos dibantu Kapolsek Yafet K , berhasil merendamkan emosional para pendemo.
Kapolsekta Abepura AKP. Yafet Karafir didampingi, Kabag OPS, AKP. Dominggus Rumaropen, S,Sos mengatakan, “jangan kita palang, jika palang aktifitas akan menghambat. saya mohon pengertian, kita orang Papua yang duduk sangat terbatas, mari kita berpikir yang jernih. Kordinasi dengan baik, dengan pihak keamanan. Apalagi yang duduk di lembaga MRP adalah orang Pegunungan, masa kalian mau pergi demo?. Apalagi MRP sekarang ada acara di sana (kemarin-red). Nanti menganggu stabilitas keamanan di jalan. Kalian adalah intelektual yang kritis menyampaikan pendapat di muka umum, bukan cara memplokir jalan atau pintu masuk,”jelas Rumaropen.
Sementara itu, salah satu dosen Uncen yang namanya tidak  mau dikorankan mengatakan, “kalian ijin siapa memalang pintu masuk ini.  Kalian sangat melanggar aturan, ini bukan tempatnya. Kasihan para mahasiswa terhambat proses belajar mengajarnya, kalian mahasiswa berpikir secara profesional untuk kepentingan mahasiswa,” singkatnya.
Selain meminta membubarkan MRP, massa juga meminta kepada Presiden RI Prof. DR. Susilo Bambang Yudhoyono, SBY segera menyelesaikan masalah HAM di tanah Papua dan segera bebaskan Tapol/Napol yang ada di Lembaga Pemasyarakatan LP Abepura. 
Selain itu minta MRP dibubarkan karena kinerja dinilai sangat tidak jelas fungsinya.” Bubarkan saja MRP itu, MRP tidak berbobot, MRP jalan di tempat, tidak berfungsi, dimana memperjuangkan keperpihakan kepada orang asli Papua, sangat tidak jelas. Sekali lagi kami minta bubarkan saja”  ujar Usman Yogobi saat berorasi di depan Toko Citra kemarin. Setelah menyampaikan orasi-orasinya kahirnya pada pengunjuk rasa membubarkan diri dengan tertib. Namun akibat demo ini, arus lalu lintas di sekitar lingkaran Abepura sempat macet beberapa saat.  (ery)

1 komentar:

  1. di fesbuk juga ada nih bro forum bebas bicara, tkp-nya di page http://www.facebook.com/pages/Swara-Indonesia/163029012116

    klo ada waktu silahkan main2 ke sana, sekedar obrolan warung kopi, sentil sana sini hehehe

    sambil di suggest-in ke teman2 yg lain juga boleh kok

    BalasHapus