
Bahkan dikatakan, dalam penanganan sejumlah kasus maker sejak Tahun 2008 hingga 2010, terdapat pelanggaran terhadap KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) sejak proses penyidikan di kepolisian hingga masa menjalani vonis Majelis Hakim di Lembaga Pemasyarakatan.
Pelanggaran tersebut diantaranya tidak didampinginya tersangka saat menjalani proses penyidikan di kepolisian. Juga surat rencana tuntutan yang terkesan lambat karena harus menunggu dari Kejaksaan Agung.
Selain itu, setelah divonis juga tidak mendapatkan pembinaan sesuai dengan spesifikasi kasusnya. ‘’
‘’Bentuk pembinaan di Lapas bagi tahanan politik masih disamakan dengan tahanan criminal biasa,’’ ungkapnya.
Karena itu, Johanis H Maturbongs dan sejumlah rekannya yang selama ini selalu mendampingi kasus-kasus maker di Pengadilan, memberikan satu pemikiran untuk tidak langsung diterapkan pendekatan hukum sebagai upaya penyelesaian masalah. ‘’DPR Provinsi Papua harus mengambil langkah-langkah untuk menghapus stigma maker dan sparatis bagi orang Papua,’’ ungkapnya.
Dikatakan, DPRP hendaknya mendesak kepada Presiden RI untuk mengeluarkan Kepres tentang pembebasan seluruh Tapol Napol di Tanah Papua dan membentuk langkah pemulihan yang manusiawi dan efektif. ‘’Kalau di Aceh itu bisa kenapa Papua tidak,’’ tandasnya.(aj)
Dikatakan, DPRP hendaknya mendesak kepada Presiden RI untuk mengeluarkan Kepres tentang pembebasan seluruh Tapol Napol di Tanah Papua dan membentuk langkah pemulihan yang manusiawi dan efektif. ‘’Kalau di Aceh itu bisa kenapa Papua tidak,’’ tandasnya.(aj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar