WELCOME TO WEB FGPBP

Mungkin anda berfikir, akulah manusia yang paling tidak beruntung dan bodoh, karena kecintaan ku terhadap negeri ku lebih besar dari yang kau dapat dari ku...tapi satu hal yang kau tahu, bahwa aku berjalan bersama suatu kebenaran yang dunia telah menolaknya...sebab yang ku tahu...kebenar itu akan memerdekakan aku.

21 Des 2009

Uskup Timika: Kelly Kwalik Orang Besar


Aparat kepolisian menurunkan peti berisi jenazah yang diduga kuat Kelly Kwalik, Panglima Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (OPM) Wilayah Timika di Rumah Sakit Polda Papua Bhayangkara, Rabu (16/12/2009) di Jayapura, Papua. Kelly tertembak aparat Brimob dalam sebuah penggerebekan di daerah Gorong-gorong Timika, Kabupaten Mimika, Papua. Ia dibawa ke RS Bhayangkara untuk diidentifikasi lebih lanjut.
Senin, 21 Desember 2009 | 13:10 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Aryo Wisanggeni G

TIMIKA, KOMPAS.com - Uskup Timika, Mgr John Philip Saklil Pr memimpin Misa Requiem jenasah Kelly Kwalik di Kantor DPRD Mimika, Senin (21/12/2009). Dalam kotbahnya, Uskup mengajak semua orang memaafkan Kelly dan menghargainya sebagai sesosok manusia biasa. Uskup menyebut Kelly sebagai orang besar yang konsisten memperjuangkan idealismenya melawan penindasan, pembodohan, pemiskinan, dan penghancuran umat manusia.
"Hari ini kita melepaskan tokoh besar yang dengan caranya sendiri mempersembahkan hidup bagi tanah Papua. Kualitas hidup Kelly dibuktikan dengan kesetiaannya mempertahankan idealisme dan kecintaannya terhadap tanah Papua," kata Uskup.
Uskup menyatakan segala tindakan hidup Kelly bisa diinterprerasikan dari berbagai sudut pandang. "Akan tetapi Kelly membuktikan perjuangannya melawan ketidakadilan, penindasan, perampasan hak dengan dalih kepentingan bangsa, melawan pemiskinan dan penghancuran umat manusia," kata Uskup.
Uskup mengajak semua pihak, baik yang mencintai Kelly maupun mereka yang tidak menyukai Kelly untuk memaafkannya tindakan Kelly selama kehidupannya. "Maafkanlah jika ia pernah berbuat sesuatu yang baik karena disengaja ataupun tidak membuat orang lain menderita, membuat orang lain ketakutan, atau membuat orang lain tersakiti," kata Uskup.
Uskup juga mengajak semua jemaah misa mengutuk segala bentuk kekerasan, apa pun tujuan kekerasan itu. "Kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan berikut, pembunuhan hanya akan menghadirkan pembunuhan yang lain. Itu semua adalah tindakan yang menghancurkan ciptaan Tuhan. Kami juga mengajak semua pihak untuk terus melawan penindasan, pembodohan, pembiaran, penghancuran, dan pembiadaban," kata Uskup di akhir kotbahnya.
Misa Requiem yang diikuti sekitar 1.000 pelayat berlangsung aman dan tertib. Hingga pukul 15.00 WIT misa masih berlangsung, dan para pelayat melantunkan lagu rohani dalam bahasa Amungkal dan bahasa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar