WELCOME TO WEB FGPBP

Mungkin anda berfikir, akulah manusia yang paling tidak beruntung dan bodoh, karena kecintaan ku terhadap negeri ku lebih besar dari yang kau dapat dari ku...tapi satu hal yang kau tahu, bahwa aku berjalan bersama suatu kebenaran yang dunia telah menolaknya...sebab yang ku tahu...kebenar itu akan memerdekakan aku.

3 Nov 2009

Siapa Pelaku Penembakan di Freeport Bingungkan Rakyat

Kalau Polisi Bisa Hancurkan Nudin M.Top, Kenapa Pelaku Freeport Tidak Bisa 

JAYAPURA-Masih adanya kesan kesimpangsiurnya siapa aktor pelaku di balik kasus teror penembakan di arael PT. Freeport Indonesia selama 4 bulan berturut-turut, ikut menjadi perhatian  anggota DPRP Papua Melkias Yeke Gombo dan pengamat di Papua. Menurut Melkias mengatakan adanya perbedaan pendapat antara Pangdam dengan  Kapolda Papua soal pelaku penembakan di PT Freeport justru membingungkan masyarakat. Sebab di satu sisi, pihak TNI memastikan pelakuknya kelompok TPN/OPM pimpinan Kelly Kwalik, namun disisi lain tuduhan itu dibantah Kelly Kwalik  melalui anggota polisi yang sengaja menemuninya di Timika beberapa waktu lalu.
“Kasus penembakan di areal PT. Freeport, sangat tidak jelas siapa pelaku penyidik itu, Pangdam atau kapolda, sehingga saya minta kepada Pangdam dan kapolda
harus menempatkan diri agar tidak keliru persoalan, yang punya kewenangan penyelidikan adalah kepolisian Polda Papua,  Pangdam kan, jadi posisi harus jelas,” ujarnya kepada Bintang Papua di ruang Fraksi Demokrat Senin (2/11)
  “Saya juga mau mempertanyakan, jika statemen Pangdam yang menuduh bahwa aktor penembakan anggota OPM, sehingga saya mau bertanya, peluru itu buatan dari negara mana? Senjata api seperti apa? Inikan harus jelas, OPM punya atau TNI/Polri punya, jangan mengaduh domba rakyat di Papua,”katanya lagi..
   Pasalnya, berdasarkan data yang dihimpun olehnya, lokasi penembakan itu  berdekatan dengan pos penjagaan keamanan, sehingga bagaimana bisa meneropos masuk areal itu. Apalagi  daerah tersebut pengawalan sangat ketat oleh pasukan keamanan, sehingga  tertlu dini jika Pangdam menglaim itu kelompok TPN/OPM.
 “Jangan-jangan ini sebuah rekayasa pihak keamanan di tanah Papua, jangan saling melempar kepentingan untuk menguasai daerah tersebut. Masa tempat yang sama terjadi kerusuhan/penembakan ini sangat aneh, jika memang aktor itu jelas muaranya tangkap saja, jangan justru saling mengklaim, dan  jangan main tangkap masyarakat sembarang,”. katanya.
Sementara itu, di tempat terpisah, Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Drs Agus Rianto berdasarkan fakta hukum yang disampaikan mantan Kapolda Papua Inspektur Jenderal Drs  FX Bagus Ekodanto,  beberapa waktu lalu, bahwa serangkaian aksi penembakan di areal Freeport bukan dilakukan kelompok Kelly Kwalik.
 Menurut Agus Rianto, sampai saat ini pihaknya belum berhasil menangkap pelaku serangkaian penembakan di areal PT Freeport . “Kita tetap mengedepankan azas pra duga tak bersalah  dan para pelaku kita kategorikan sebagai kelompok kriminal bersenjata. Mereka berkelompok menggunakan senjata api lalu melakukan serangkaian serangan," ucap Agus Rianto.
 Siapa pelaku penembakan di areal Freeport, tambah Agus Rianto, pihaknya  belum mengklaim siapa pelaku, karena belum menangkap pelaku. Tapi pihaknya telah memperoleh  data saat dialog tersebut  Kelly Kwalik (KK) mengatakan bukan kelompoknya sebagai dalang serangkaian aksi penembakan di areal PT Freeport selama ini.
 “Kita belum tahu apakah pernyatan KK benar atau tidak, kita masih lakukan pengembangan,” ujarnya, seraya menambahkan, pihaknya  bersyukur KK mau dialog sehingga kita dapat mempersempit pola pola penangganan kasus penembakan di areal Freeport."
 Saya tak membantah pendapat Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen AY Nasution yang menyebutkan pelaku serangkaian penembakan di areal Freeport adalah TPN/OPM. (Bintang Papua, Sabtu (31/10) Agus Rianto hanya menegaskan penjelasan Kapolda.
 Menurut fakta hukum, lanjutnya, pihaknya  tak menuntut pengakuan dari yang bersangkutan kalau ada yang bertanggungjawab tunjukkan di depan hukum.
 Ditanya apakah Polri tak langsung menangkap KK, Agus Rianto mengatakan pihaknya melakukan pendekatan kemanusiaan. Bahkan  sebelum berdialog dengan KK itu, maka 3 anggota Polri dilucuti persenjataannya, bahkan mereka juga   tak mengetahui lokasi pertemuan dengan KK. Yang mereka tahu adalah di salah satu hutan di Timika.
 Walaupun sampai saat ini belum menemukan pelaku tapi pihaknya meminta dukungan masyarakat agar tak ada anggapan polisi tak serius dalam menangani kasus serangkaian penembakan di pabrik emas terbesar di dunia tersebut. "Polri tak setengah setengah, tapi  tinggal waktu yang menjawabnya," ujarnya.
Sedangkan, DR.Neles Tebay, Pengamat  Sosial  Politik  Papua mengatakan, penembakan Freeport, sesungguhnya siapa yang punya tugas untuk melakukan investigasi itu adalah hal yang pertama kata Neles. “Lalu,  saya pikir kedua belah pihak TNI dan Kepolisian sesungguhnya  mempunyai  tugas  untuk  menginformasikan  kepada   rakyat  kita. Kata Neles jika informasi  kedua  belah  pihak TNI dan Kepolisian  ini  benar, tidak jadi soal, namun  sekiranya  pendapat   keduanya   berbeda, ini bisa membinggungkan rakyat, dan selama ini sejak peristiwa penembakan di Freeport Timika, rakyat begitu diguncangkan  dengan  peristiwa  serupa  yang  selalu  terjadi di  areal  Freeport.
Jika Kedua lembaga tidak mampu menggungkap misteri penembakan tersebut, kredibilitas TNI dan Kepolisian kedepan tidak akan dipercaya rakyat, kredibilitas kedua lembaga ini di pertanyakan.
  Kata dia, persoalan sekarang, siapa yang  diberi  tugas untuk  melakukan   penyelidikan, jika kepercayaan diberikan kepada Kepolisian, hendaknya kepercayaan itu diberikan untuk dijalankan, sebaliknya jika kepercayaan diberikan kepada TNI untuk melakukan penyelidikan, hendaknya kepercayaan itu diberikan kepada TNI. Jika kedua belah pihak, TNI dan Kepolisian  tidak  mampu  lagi  mengungkapkan  sejumlah  persoalan  terkait penembakan di Timika, dan tidak dipercaya lagi,  maka   salah satu pihak di pusat  dalam hal ini Pemerintah pusat hendaknya mengambil alih. Tapi kalau polisi ,kata Neles bisa menghancurkan gembong teroris Nurdin M. TOP, seharusnya pola yang sama yang dipakai  dalam memecahkan kemelut penembakan di PT  Freeport.
Saat ini kata Neles dengan sejumlah kejadian Penembakan yang terulang kembali dan menyisahkan kebinggungan rakyat Papua, tapi juga  kebinggungan yang sama juga terjadi di pihak keluarga korban.
 Pemerintah  SBY hendaknya  segera bentuk Tim khusus untuk melakukan penyelidikan di Tembagapura, Timika, terkait penembakan yang terjadi berulang kali tanpa diketahui pelakunya. Dikatakan, sebagimana SBY menurunkan Tim Densus  melakukan pengerebekan hingga  tewasnya Nurdin M Top.(ery/mdc/veni)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar