Kalau Polisi Bisa Hancurkan Nudin M.Top, Kenapa Pelaku Freeport Tidak Bisa
JAYAPURA-Masih adanya kesan kesimpangsiurnya siapa aktor pelaku di balik kasus teror penembakan di arael PT. Freeport Indonesia selama 4 bulan berturut-turut, ikut menjadi perhatian anggota DPRP Papua Melkias Yeke Gombo dan pengamat di Papua. Menurut Melkias mengatakan adanya perbedaan pendapat antara Pangdam dengan Kapolda Papua soal pelaku penembakan di PT Freeport justru membingungkan masyarakat. Sebab di satu sisi, pihak TNI memastikan pelakuknya kelompok TPN/OPM pimpinan Kelly Kwalik, namun disisi lain tuduhan itu dibantah Kelly Kwalik melalui anggota polisi yang sengaja menemuninya di Timika beberapa waktu lalu.
“Kasus penembakan di areal PT. Freeport, sangat tidak jelas siapa pelaku penyidik itu, Pangdam atau kapolda, sehingga saya minta kepada Pangdam dan kapolda
harus menempatkan diri agar tidak keliru persoalan, yang punya kewenangan penyelidikan adalah kepolisian Polda Papua, Pangdam kan, jadi posisi harus jelas,” ujarnya kepada Bintang Papua di ruang Fraksi Demokrat Senin (2/11)
“Saya juga mau mempertanyakan, jika statemen Pangdam yang menuduh bahwa aktor penembakan anggota OPM, sehingga saya mau bertanya, peluru itu buatan dari negara mana? Senjata api seperti apa? Inikan harus jelas, OPM punya atau TNI/Polri punya, jangan mengaduh domba rakyat di Papua,”katanya lagi..
Pasalnya, berdasarkan data yang dihimpun olehnya, lokasi penembakan itu berdekatan dengan pos penjagaan keamanan, sehingga bagaimana bisa meneropos masuk areal itu. Apalagi daerah tersebut pengawalan sangat ketat oleh pasukan keamanan, sehingga tertlu dini jika Pangdam menglaim itu kelompok TPN/OPM.
“Jangan-jangan ini sebuah rekayasa pihak keamanan di tanah Papua, jangan saling melempar kepentingan untuk menguasai daerah tersebut. Masa tempat yang sama terjadi kerusuhan/penembakan ini sangat aneh, jika memang aktor itu jelas muaranya tangkap saja, jangan justru saling mengklaim, dan jangan main tangkap masyarakat sembarang,”. katanya.
Sementara itu, di tempat terpisah, Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Drs Agus Rianto berdasarkan fakta hukum yang disampaikan mantan Kapolda Papua Inspektur Jenderal Drs FX Bagus Ekodanto, beberapa waktu lalu, bahwa serangkaian aksi penembakan di areal Freeport bukan dilakukan kelompok Kelly Kwalik.
Menurut Agus Rianto, sampai saat ini pihaknya belum berhasil menangkap pelaku serangkaian penembakan di areal PT Freeport . “Kita tetap mengedepankan azas pra duga tak bersalah dan para pelaku kita kategorikan sebagai kelompok kriminal bersenjata. Mereka berkelompok menggunakan senjata api lalu melakukan serangkaian serangan," ucap Agus Rianto.
Siapa pelaku penembakan di areal Freeport, tambah Agus Rianto, pihaknya belum mengklaim siapa pelaku, karena belum menangkap pelaku. Tapi pihaknya telah memperoleh data saat dialog tersebut Kelly Kwalik (KK) mengatakan bukan kelompoknya sebagai dalang serangkaian aksi penembakan di areal PT Freeport selama ini.
“Kita belum tahu apakah pernyatan KK benar atau tidak, kita masih lakukan pengembangan,” ujarnya, seraya menambahkan, pihaknya bersyukur KK mau dialog sehingga kita dapat mempersempit pola pola penangganan kasus penembakan di areal Freeport."
Saya tak membantah pendapat Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen AY Nasution yang menyebutkan pelaku serangkaian penembakan di areal Freeport adalah TPN/OPM. (Bintang Papua, Sabtu (31/10) Agus Rianto hanya menegaskan penjelasan Kapolda.
Menurut fakta hukum, lanjutnya, pihaknya tak menuntut pengakuan dari yang bersangkutan kalau ada yang bertanggungjawab tunjukkan di depan hukum.
Ditanya apakah Polri tak langsung menangkap KK, Agus Rianto mengatakan pihaknya melakukan pendekatan kemanusiaan. Bahkan sebelum berdialog dengan KK itu, maka 3 anggota Polri dilucuti persenjataannya, bahkan mereka juga tak mengetahui lokasi pertemuan dengan KK. Yang mereka tahu adalah di salah satu hutan di Timika.
Walaupun sampai saat ini belum menemukan pelaku tapi pihaknya meminta dukungan masyarakat agar tak ada anggapan polisi tak serius dalam menangani kasus serangkaian penembakan di pabrik emas terbesar di dunia tersebut. "Polri tak setengah setengah, tapi tinggal waktu yang menjawabnya," ujarnya.
Sedangkan, DR.Neles Tebay, Pengamat Sosial Politik Papua mengatakan, penembakan Freeport, sesungguhnya siapa yang punya tugas untuk melakukan investigasi itu adalah hal yang pertama kata Neles. “Lalu, saya pikir kedua belah pihak TNI dan Kepolisian sesungguhnya mempunyai tugas untuk menginformasikan kepada rakyat kita. Kata Neles jika informasi kedua belah pihak TNI dan Kepolisian ini benar, tidak jadi soal, namun sekiranya pendapat keduanya berbeda, ini bisa membinggungkan rakyat, dan selama ini sejak peristiwa penembakan di Freeport Timika, rakyat begitu diguncangkan dengan peristiwa serupa yang selalu terjadi di areal Freeport.
Jika Kedua lembaga tidak mampu menggungkap misteri penembakan tersebut, kredibilitas TNI dan Kepolisian kedepan tidak akan dipercaya rakyat, kredibilitas kedua lembaga ini di pertanyakan.
Kata dia, persoalan sekarang, siapa yang diberi tugas untuk melakukan penyelidikan, jika kepercayaan diberikan kepada Kepolisian, hendaknya kepercayaan itu diberikan untuk dijalankan, sebaliknya jika kepercayaan diberikan kepada TNI untuk melakukan penyelidikan, hendaknya kepercayaan itu diberikan kepada TNI. Jika kedua belah pihak, TNI dan Kepolisian tidak mampu lagi mengungkapkan sejumlah persoalan terkait penembakan di Timika, dan tidak dipercaya lagi, maka salah satu pihak di pusat dalam hal ini Pemerintah pusat hendaknya mengambil alih. Tapi kalau polisi ,kata Neles bisa menghancurkan gembong teroris Nurdin M. TOP, seharusnya pola yang sama yang dipakai dalam memecahkan kemelut penembakan di PT Freeport.
Saat ini kata Neles dengan sejumlah kejadian Penembakan yang terulang kembali dan menyisahkan kebinggungan rakyat Papua, tapi juga kebinggungan yang sama juga terjadi di pihak keluarga korban.
Pemerintah SBY hendaknya segera bentuk Tim khusus untuk melakukan penyelidikan di Tembagapura, Timika, terkait penembakan yang terjadi berulang kali tanpa diketahui pelakunya. Dikatakan, sebagimana SBY menurunkan Tim Densus melakukan pengerebekan hingga tewasnya Nurdin M Top.(ery/mdc/veni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar