Liputan6.com, Timika: sekitar 10 persen dari 294 pekerja seks komersial di lokalisasi prostitusi Kilometer 10, Timika, Papua, dinyatakan positif terinfeksi HIV. Demikian data yang disampaikan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Mimika, Rabu (4/11).
"Sekitar 20-25 orang PSK yang positif HIV sampai saat ini masih bekerja aktif," kata Sekretaris KPA Mimika, Reynold Ubra. Ia menyarankan, agar warga Timika ekstra waspada saat mengunjungi lokalisasi KM 10 dan jika "terpaksa" maka harus menggunakan alat pengaman alias kondom saat melakukan hubungan seks.
Sejak beberapa tahun lalu KPA Mimika bersama Departement Public Health & Malaria Control (PHMC) PT Freeport Indonesia menyediakan kondom secara gratis di lokalisasi tersebut. KPA Mimika juga merekrut dua orang petugas yang selalu siaga setiap saat memonitoring penggunaan kondom pada para PSK.
"Bagi PSK yang terkena infeksi menular seksual (IMS) kita berikan sanksi tegas dan harus istirahat sampai sembuh baru bisa membuka praktek lagi," jelas Reynold seperti dikutip ANTARA.
Menurut Reynold, para PSK di KM 10 setiap dua kali seminggu mendapat layanan kesehatan oleh petugas kesehatan dari PHMC PT Freeport. Namun tidak demikian halnya dengan para PSK liar yang berkedok sebagai tukang pijat, pelayan di bar, dan pekerjaan lainnya, karena keberadaan mereka sulit dijangkau petugas.(ADO/SHA)
"Sekitar 20-25 orang PSK yang positif HIV sampai saat ini masih bekerja aktif," kata Sekretaris KPA Mimika, Reynold Ubra. Ia menyarankan, agar warga Timika ekstra waspada saat mengunjungi lokalisasi KM 10 dan jika "terpaksa" maka harus menggunakan alat pengaman alias kondom saat melakukan hubungan seks.
Sejak beberapa tahun lalu KPA Mimika bersama Departement Public Health & Malaria Control (PHMC) PT Freeport Indonesia menyediakan kondom secara gratis di lokalisasi tersebut. KPA Mimika juga merekrut dua orang petugas yang selalu siaga setiap saat memonitoring penggunaan kondom pada para PSK.
"Bagi PSK yang terkena infeksi menular seksual (IMS) kita berikan sanksi tegas dan harus istirahat sampai sembuh baru bisa membuka praktek lagi," jelas Reynold seperti dikutip ANTARA.
Menurut Reynold, para PSK di KM 10 setiap dua kali seminggu mendapat layanan kesehatan oleh petugas kesehatan dari PHMC PT Freeport. Namun tidak demikian halnya dengan para PSK liar yang berkedok sebagai tukang pijat, pelayan di bar, dan pekerjaan lainnya, karena keberadaan mereka sulit dijangkau petugas.(ADO/SHA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar