WELCOME TO WEB FGPBP

Mungkin anda berfikir, akulah manusia yang paling tidak beruntung dan bodoh, karena kecintaan ku terhadap negeri ku lebih besar dari yang kau dapat dari ku...tapi satu hal yang kau tahu, bahwa aku berjalan bersama suatu kebenaran yang dunia telah menolaknya...sebab yang ku tahu...kebenar itu akan memerdekakan aku.

27 Sep 2010

Aktivis Papua Merdeka Minta Dukungan AS

Franzalbert Joku: AS Tetap Dukung Otsus Papua Dalam Bingkai NKRI

Pimpinan IGSSRAPRI (Franzalbert Joku dan Nicholas Messet) dengan Eni Faleomavaega, Washington DC, 22 September 2010Jayapura—Konggres dan Pemerintah Amerika Seri kat mendukung penuh status politik Tanah Papua sebagai daerah otonomi khusus dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Yayasan Independent Group Supporting The Special Autonomous Region of Papua Within The Republic of Indonesia (IGSSARPRI) Franzalbert Joku dan wakilnya Nicholas S. Messet dalam releasenya yang diterima Bintang Papua Minggu (26/9).
‘’Hanya melalui Otsus masyarakat Papua akan dapat menemukan jati dirinya sebagai masyarakat mandiri dan sejahtera, sesuai program “political, economic and social empowerment” yang sedang diterapkan Pemerintah di Papua dan Papua Barat,’’ ungkapnya.
Dikatakan juga bahwa Amerika Serikat sangat tidak mendukung gerakan Papua merdeka dan telah bertekad untuk terus mempertahankan pengakuannya terhadap keutuhan wilayah NKRI. ‘’De ngan demikian Otsus merupakan satu-satunya jawaban bagi masyarakat asli Papua,’’ ungkapnya lagi menyimpulkan.  Hal itu dikatakannya setelah ia berdua bersama Sekelompok aktivis Papua merdeka, dibawah pimpinan Octavianus Mote, setelah menghadiri sidang Konggres Amerika Serikat di Washington (22/9) yang diundang sebagai saksi konggres Amerika Serikat yang membahas isu tentang masalah Papua yang baru pertama kali digelar tersebut.
Kehadiran aktivis Papua Merdeka di Kongres AS tersebut meminta dukungan Amerika untuk membantu referendum di Papua.
‘’Posisi inilah yang muncul setelah Congressional Hearing tentang Papua di ibu kota AS, Washington DC, hari Rabu tanggal 22 September 2010,’’ jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa Sub-committee untuk Asia-Pasifik, sebagai kepanjangan tangan dari Congressional Committee untuk urusan luar negeri sempat membahas peran TNI sehubungan sejarah pelanggaran HAM di Papua dan, bila perlu, bentuk sanksi bagi para pelaku ‘kejahatan terhadap kemanusiaan’.
Sekedar diketahui bahwa Eni Faleomavaenga sebagai penggagas sidang tersebut sempat menyatakan keprihatiannya atas masalah Papua. ‘’Sementara Eni Faleomavaenga mengungkapkan keprihatinannya,  mengakui bahwa kondisi HAM di Papua sudah banyak membaik,  namun perlu terus dipantau agar pelanggaran HAM seperti yang banyak dialami di masa lalu tidak terulang,’’ lanjutnya.
Menurut Franzalbert Joku bahwa Eni Faleomavaenga dalam sidang kongres juga menegaskan bahwa sementara ada sekolompok orang Papua yang menuntut merdeka di luar NKRI, ternyata sebagian besar komunitas Papua memilih otonomi khusus dalam bingkai NKRI.
‘’Pemilihan para Gubernur, Walikota dan Bupati di Papua yang sangat demokratis membuktikan adanya dukungan tersebut,’’ ugkapnya mengulangi perkataan Eni Faleomavaenga dalam kesimpulannya mengakhiri hearing.
Masih dalam press releasenya, Wakil Ketua Umum Yayasan Igssarpri Nicholas Simione Messet dalam penyampaiannya di depan sidang kongres menegaskan, bilamana Otsus diterapkan secara serius dan konsekwen merupakan  jawaban yang tepat dalam membangun Papua di segala bidang ke depan.
Sementara itu, diungkapkan juga tentang kehadiran kelompok aktivis Papua merdeka, dibawah pimpinan Octavianus Mote yang juga diundang secara resmi dan memberikan testimony tentang Papua dalam hearing di Konggres AS. ‘’Mereka intinya memohon agar Amerika Serikat membantu referendum di Papua dan ikut merealisasikan kemerdekaannya di luar NKRI,’’ ungkapnya.
(aj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar