WELCOME TO WEB FGPBP

Mungkin anda berfikir, akulah manusia yang paling tidak beruntung dan bodoh, karena kecintaan ku terhadap negeri ku lebih besar dari yang kau dapat dari ku...tapi satu hal yang kau tahu, bahwa aku berjalan bersama suatu kebenaran yang dunia telah menolaknya...sebab yang ku tahu...kebenar itu akan memerdekakan aku.

10 Nov 2008

Mengenang 7 Tahun Meninggalnya Theys

11 Nopember 2008 10:33:09


Akan Diselenggarakan 2 Moment

7 Tahun yang lalu, rakyat Papua menangis histeris ketika tokoh pejuangnya Dortheys Hiyo Eluay diseret dan diculik oleh sekolompok orang yang disebut oleh rakyat Papua sebagai penjahat. Hari ini, 11 November merupakan hari kejadian 7 tahun lalu. Seperti apa giat yang dipersiapkan oleh tokoh-tokoh masyarakat yang terus melanjutkan perjuangan Theys bersama rakyat Papua untuk mengenang hari tersebut?

NAMA Dortheys Hiyo Eluay sepertinya sudah mulai pudar dari ingatan masyarakat Papua, namun hari kematian tokoh yang sering meneriakkan pelanggran HAM dan hak-hak dasar orang Papua itu menjadi hari yang mempunyai makna sejarah yang yang selalu di kenang oleh seluruh masyarakat Papua, Yakni 11 November 2001 pasalnya hari tersebut merupakan hari kematian tokoh Pemimpin Papua Theys Eluay yang mana kematiannya dianggap benar-benar tidak manusiawi.
Theys diculik dan dibunuh bersama sopirnya Aris Masoka yang sampai saat ini tidak jelas rimbanya oleh oknum aparat TNI dari satuan Komando Pasukan Khusus (Kopasus) 11 November 2001 silam karena dianggap sebagai tokoh yang dapat mengancam kedaultan NKRI. Tentunya kejadian tersebut memunculkan polemic yang membara dan sekaligus meniggalkan luka yang mendalam bagi seluruh masyarakat Papua.
Bertepatan dengan hari Pahlawan yang jatuh pada sepuluh November, Theys digemborkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Papua yang patut mendapat tempat disusunan daftar nama Pahlawan asal Papua, karena dianggap sebagai tokoh yang benar-benar memperjuangkan hak-hak dasar orang Papua bahkan pelanggaran-pelanggaran HAM di tanah Papua oleh organisasi masyarakat yang menamakan dirinya Dewan Adat Papua (DAP).
DAP adalah ormas yang secara nyata-nyata melanjutkan perjuangan almarhum Theys Eluay. Bahkan tak tanggung-tanggung organisasi pimpinan Forkorus Yaboisembut, S.Pd itu sempat membuat pemerintah kalang kabut dengan sejumlah pernyataan sikap untuk tetap keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Nama Theys Eluay kembali mencuat ke sederet media baik cetak maupun elektronik ketika terjadi sebuah perselisihan interen antara keluarga bahwa makam Theys akan dipindahkan ke makam keluarga Juni 2006. Bahkan sempat terjadi ritual pembayaran uang kepala dari beberapa suku di Kampung Sereh kepada suku Tokoro dari Kampung Baborongko (Kampung ibu kandung Alm Theys red) sesuai tradisi adat Sentani yang diprakarsai oleh Yohanes Eluay (salah satu ponakan Theys red).
Biasanya untuk memperingati tragedi berdarah 7 tahun silam, DAP bersama Presidium Dewan Papua (PDP) serta seluruh masyarakat Papua selalu memperingatinya di Obhe (Pendopo alm Theys Eluay red) berupa ibadah syukuran dengan sejumlah orasi dan sekaligus meletakkan krans bungga di makam Theys yang berjarak sekitar 200 meter dari Obhe.
11 November 2008 akan diselenggarakan kegiatan yang sama menurut ketua DAP Forkorus Yaboisembut karena itu merupakan agenda tetap hanya saja waktunya diundur mejadi Rabu (12/11). Karena pada saat yang bersamaan akan diluncurkan sebuah buku tentang "Mengadili Perjuangan Damai" yang ditulis oleh Lembaga Studi Pers dan Otsus di hotel Matoa Jayapura.
Forkorus menjelaskan pula bahwa akan ada dua moment yang dilakukan pada Rabu (12/11) nanti, dimana akan dilakukan ibadah serta sekapur sirih di Obhe dan selanjutnya peletakan krans bunga di makam Almarhum Theys Eluay, sementara kegiatan yang lainnya adalah akan ada orasi ke DPRP oleh koalisi peduli HAM di Papua oleh kelompok masa yang tentunya dibawah tanggung jawab DAP.
Dimana isi orasi yang akan disampaikan ke DPRP adalah mempertanyakan kejelasan kasus penembakan di Wamena terhapad seorang warga bernama Opinus Tabuni 1 September silam pada peringatan hari pribumi di Wamena yang sampai saat ini belum jelas siapa yang membunuhnya dan mengapa dibunuh. Forkorus mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengejar kasus tersebut agar nantinya tidak ada orang Papua lagi yang dibunuh dengan motif yang sama.
"Kami akan mengejar kasus tersebut sampai kapanpun, karena sampai saat ini tidak jelas mengapa Opinus dibunuh dan siapa yang membunuhnya, hal ini kami lakukan agar nantinya tidak ada orang Papua lagi yang dibunuh dengan motif yang sama," ujar Forkorus dengan nada tegas.
Sementara rencana penyelenggeraan ibadah di Obhe mendapat protes keras dari anak kandung Theys Eluay yakni Boy Eluay yang merasa kesal dengan sikap DAP yang tidak perna melakukan koordinasi dengan dirinya sebagai pewaris Obhe yang tentunya akan disibukkan dengan persiapan segala sesuatu. Boy menegaskan jika memang ada niat baik dari DAP sebagai penanggung jawab peringatan hari kematian ayahnya harus harus mempersiapkan segalanya dengan baik.
Karena memang tidak ada pemberitahuan tentang adanya ibadah tersebut maka Boy juga tidak akan membuka Obhe untuk melakukan kegiatan apapun.(jimmy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar