WELCOME TO WEB FGPBP

Mungkin anda berfikir, akulah manusia yang paling tidak beruntung dan bodoh, karena kecintaan ku terhadap negeri ku lebih besar dari yang kau dapat dari ku...tapi satu hal yang kau tahu, bahwa aku berjalan bersama suatu kebenaran yang dunia telah menolaknya...sebab yang ku tahu...kebenar itu akan memerdekakan aku.

10 Nov 2008

Atasi Krisis, Obama Gandeng Bos Google dan Raja Saham

08 Nopember 2008 06:28:00


CHICAGO-Barack Hussein Obama hanya libur sehari. Setelah dinyatakan menjadi presiden AS terpilih pada Rabu pagi (5/11), dia langsung mengumpulkan 17 anggota dewan penasihat ekonomi untuk masa transisi kemarin (7/11).

Pertemuan itu dilakukan untuk menemukan langkah terbaik menuntaskan daftar pekerjaan nomor satu mantan murid SDN Menteng 01 Jakarta tersebut, yakni menghentikan krisis ekonomi.
Obama hadir bersama Wapres terpilih Joe Biden. Dari tim ekonomi, tampak beberapa mantan anggota kabinet sektor ekonomi serta bos beberapa perusahaan multinasional seperti Xerox Corp, Time Warner Inc, Google Inc, dan jaringan hotel internasional Hyatt. Bos perusahaan investasi Berkshire Hathaway dan salah satu orang terkaya di dunia, Warren Buffett, ikut bergabung melalui telekonferensi.
Selain pertemuan sejam dengan dewan ekonomi, Obama menjawab ucapan selamat dari sembilan kepala negara sekutu terdekat AS. Yaitu, pemimpin pemerintahan Australia, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Israel, Jepang, Meksiko, dan Korea Selatan. Obama juga menerima brifing dari badan intelijen mengenai situasi keamanan nasional terakhir, termasuk kemungkinan upaya jaringan teroris Al Qaidah menguji pemerintahannya.
Dijadwalkan, dini hari tadi Obama memberikan keterangan pers pertamanya sebagai presiden terpilih setelah mengikuti pertemuan dengan tim ekonominya. Itu merupakan penampilan pertama Obama di hadapan publik sejak pemilu Selasa (4/11).
Obama yang mendapat warisan krisis keuangan terburuk sejak Depresi Besar pada 1930-an itu menghadapi desakan dari banyak kalangan untuk segera mengumumkan tim ekonominya, termasuk menteri keuangan. Tapi, tampaknya, dia tak akan menuruti desakan tersebut.
Penantian tim ekonomi Obama itu membuat harga saham di Wall Street jatuh serempak, sehingga indeks Dow Jones terpangkas 4,85 persen menjadi 443,48 poin kemarin. Kendati belum diumumkan resmi oleh Obama, tiga nama calon menteri keuangan baru AS beredar luas di publik.
Ketiganya adalah Gubernur Bank Sentral New York Timothy Geithner, mantan Menteri Keuangan Presiden Bill Clinton Lawrence Summers, serta mantan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Paul Volcker. Masih ada seorang calon lagi, yaitu Laura Tyson, mantan kepala Dewan Penasihat Ekonomi semasa Presiden Bill Clinton.
Lawrence Glazer dari lembaga konsultan Mayflower Advisors Boston menilai, siapa pun Menkeu kelak harus bisa memahami struktur masalah perekonomian AS. ''Seseorang yang memiliki pengalaman politik (mendalam) akan sangat membantu (pemulihan ekonomi AS),'' kata Glazer.
Menkeu di kabinet Obama harus memberi arahan tepat agar paket dana talangan senilai USD 700 miliar efektif menenangkan perekonomian yang bergolak.
Siapa kandidat paling berpeluang? Jajak pendapat Reuters menunjukkan, 26 di antara 48 pakar yang ditanya menilai Timothy Geithner paling layak menjadi menteri keuangan Obama. Sebanyak 14 suara lainnya memilih Lawrence Summers.
Sebelumnya, Obama memilih Rahm Emanuel, anggota DPR dari daerah pemilihan Illinois, menjadi kepala staf Gedung Putih. Pilihan tersebut dikritik keras politisi Republik karena Rahm akan cenderung ke kiri (Demokrat), padahal Obama berjanji membentuk pemerintahan tengah (bipartisan, melibatkan Republik dan Demokrat).
Namun, sejumlah tokoh Republik seperti Senator Lindsey Graham dari Carolina Selatan yang menjadi sekutu utama mantan rival Obama, John McCain, justru mendukung. ''Pilihan yang bijaksana. Rahm tahu pasti paham Capitol Hill (Kongres) dan memiliki kemampuan politik yang hebat,'' ujar Lindsey.
Sementara itu, Presiden George Bush menjanjikan transfer kekuasaan yang mulus sebelum Obama diambil sumpah sebagai presiden ke-44 Amerika Serikat pada 20 Januari 2009. ''Dalam 75 hari ke depan, kami semua harus menjamin bahwa presiden AS mendatang dan kabinetnya bisa nyaman memulai tugas,'' tegas Bush.
Dia segera berdiskusi dengan Obama mulai krisis di pasar keuangan sampai masalah perang Iraq. Sementara itu, Obama berharap bertemu secara pribadi dengan Bush pada Senin (10/11). (AP/Rtr/hep/kim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar