WELCOME TO WEB FGPBP

Mungkin anda berfikir, akulah manusia yang paling tidak beruntung dan bodoh, karena kecintaan ku terhadap negeri ku lebih besar dari yang kau dapat dari ku...tapi satu hal yang kau tahu, bahwa aku berjalan bersama suatu kebenaran yang dunia telah menolaknya...sebab yang ku tahu...kebenar itu akan memerdekakan aku.

20 Jan 2009

Anggota TPN/OPM Jadi Tersangka

20 Januari 2009 05:51:24


JAYAPURA-Yendenak Wonda, anggota TPN/OPM pimpinan Jenderal Goliat Tabuni yang tertembak dalam kontak senjata dengan polisi di Tinggineri, Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, mengakui merupakan anggota TPN/OPM wilayah pos terdepan markas Goliat Tabuni.
Bahkan, Yendenak Wonda mengaku berpangkat Kapten dalam organisasi TPN/OPM pimpinan Goliat Tabuni. "Dari hasil pemeriksaan, ia mengaku berpangkat Kapten," ujar Direskrim Polda Papua, Kombes Pol Drs Paulus Waterpauw kepada wartawan di Kantor Gubernur Dok II Jayapura, Senin (19/1) kemarin.
Selain itu, kelompok TPN/OPM dibawah pimpinan Goliat Tabuni ini, menurut pengakuan Yendenak Wonda, telah memiliki 11 senjata api, termasuk hasil rampasan di Pos Pol Tingginambut beberapa hari lalu.
Masih dari pengakuan Yendenak Wonda, lanjut Direskrim, secara keseluruhan kekuatan kelompok TPN/OPM pimpinan Goliat Tabuni ini, diperkirakan mencapai sekitar 40 orang, namun masyarakat yang ikut dalam kelompok ini juga cukup banyak.
Dari keterangan Yendenak Wonda ini, diakui Direskrim, merupakan informasi yang bermanfaat bagi aparat kepolisian untuk mengembangkan kasus ini ke depannya.
Direskrim Waterpauw mengungkapkan pihaknya sudah menetapkan Yendenak Wonda sebagai tersangka dan dijerat dengan pasal 365 ayat 2 KUHP yakni melakukan kekerasan mengambil secara paksa barang miik orang lain dengan ancaman di atas 7 tahun penjara, jo pasal 51 Undang-Undang Darurat No 12 Tahun 1951 yakni memiliki, menguasai senjata api tanpa ijin.
Yang jelas, kata Waterpauw, para pelaku perampasan dan penyerangan di Pos Pol Tingginambut sudah diketahui identitasnya. "Kepada para pelaku ini, murni pidana yang kami terapkan. Jangan dikaitkan dengan politik," ujarnya.
Dari hasil pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan adat di daerah Tinggineri tersebut, jelas Direskrim, masyarakat setempat terutama di 4 kampung yang berbatasan dengan daerah atau areal Goliat Tabuni meminta agar didirikan pos polisi dan pihaknya akan melaporkan ke Kapolda Papua tentang permintaan masyarakat tersebut.
Apalagi, pasca penyerangan itu, masyarakat setempat yang dulunya lari bergabung dengan kelompok TPN/OPM, justru kali ini masyarakat turun dan menjauhi kelompok separatis bersenjata tersebut. Di samping itu, masyarakat setempat merasa terancam dengan kelompok TPN/OPM tersebut, karena terkadang senjata hasil rampasan tersebut digunakan untuk bargaining power oleh mereka.
"Menurut warga setempat, kadang dengan senjata mereka kumpulkan masyarakat untuk meminta uang dan minta anak gadis atau istri warga, sebagai upaya melakukan intimidasi kepada masyarakat setempat, termasuk melakukan pencurian dan perampasan," ujarnya.
Yendenak Wonda, anggota TPN/OPM pimpinan Goliat Tabuni yang masih dalam perawatan di Ruangan Perawatan Tahanan di RS Bhayangkara, Kotaraja, kini belum bisa dioperasi karena HB darahnya masih belum normal.
"Kami belum bisa melakukan operasi, karena HB-nya masih turun yakni 7, kami tunggu HB-nya hingga diatas 10, baru kami akan lakukan operasi," kata Kabiddokkes Polda Papua, Kombes Pol Dr M Zamil DDS, MARS, DFM kepada Cenderawasih Pos.
Untuk persiapan operasi ini, pihaknya sudah menyiapkan 6 labu atau kantong darah yang didapat dari anggota polisi yang mendonorkan darah untuk kepentingan operasi pengangkatan proyektil di paha kanan Yendenak Wonda tersebut, yakni transfusi darah.
Yang jelas, kata Kabiddokkes, dalam perawatan terhadap tersangka Yendenak Wonda ini, pihaknya berpegangan pada prosedur tetap yang diberlakukan dalam rangka perawatan tahanan atau tersangka yang mengalami sakit dengan memperhatikan Hak Asasi Manusia dan kepentingan pengamanan, termasuk 4 personel yang ditugasi untuk menjaga Yendenak Wonda saat dirawat di ruangan khusus tersebut. Bahkan, Yendenak diperlakukan seperti pasien lainnya yang mengutamakan kebutuhan medis. "Yendenak Wonda dalam keadaan baik dan orangnya dalam keadaan sadar, tenang dan tidak gawat, " katanya.
Ditambahkan, dari hasil foto rongsen di paha kanan Yendenak, ditemukan ada 1 proyektil yang masih bersarang sehingga akan diambil melalui sebuah operasi. "Tindakan medis telah kami lakukan agar tidak terjadi pendarahan, termasuk perawatan pembersihan luka-lukanya," imbuhnya.
Cenderawasih Pos sempat menjenguk Yendenak Wonda di Ruangan Perawatan Tahanan RS Bhayangkara Polda Papua. Yendenak Wonda terlihat berambut panjang dan brewokan, dimana di tangan kanannya terpasang infus dan paha kanannya masih dibalut perban, yang saat itu sedang disuapi oleh seorang perawat.
Yendenak Wonda terlihat masih lemah dan saat ditanya hanya menjawab dengan patah-patah dan isyarat saja. Saat ditanya apakah sudah lama ikut Goliat Tabuni di hutan? Yendenak hanya mengiyakan dengan suara yang nyaris tidak terdengar dan bahasa isyarat mengedipkan mata saja. (bat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar